Selasa, 20 Juli 2010

RUMUS ARAH KIBLAT

Kiblat atau arah kiblat bisa dicari dengan persamaan rumus trigonometri. selain itu bisa juga dicari dengan persamaan trigonometri rubu’ mujayyab. Rubu’ mujayyab merupakan sebuah alat hitung sepertikalkulator yang sangat canggih. Alat ini sepertikalkulator karena data-datanya sudah ada didalam rubu’ itu sendiri. Seperti halnya kalkulator, ketika hendak menghitung kita hanya memasukan datanyakemudian tekan enter, maka hasilnya akan diketahui dengan otomatis. Rubu’ juga demikian, ketika hendak mencari / menghitung arah kiblat maka data-datanya dimasukan dengan mengkombinasikan Khoith dengan muri kepada data sittini atau jaib. Maka akan diketahui hasilnya.
Rumus kiblat yang biasa digunakan adalah rumus segitiga bola dengan bumi dianggap bulat bola, bukan geoid. Hal ini dikarena untuk memudahkan dalam pemecahan masalah ini. Hasil dari rumus ini sangat kaurat, hal ini bisa dilihat atau dibuktikan pada kiblatnya Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang dihitung dengan bantuan rumus segitiga bola dengan alat bantu Theodolit. Ternyata setelah dikomparasikan dengan qiblalocator yang ada di www.qiblalocator.com dan google earth, ternyata lurus tepat ke ain ka’bah. Jadi jangan ragu dan bimbang dengan menggunakan rumus segitiga bola ini.

Rumus yang biasa digunakan adalah:
1.Dengan rumus Tan
Tan Q = Tan φk x Cos φt / Sin SBMT – Sin φt / Tan SBMT
Atau
Tan Q = Tan φk x Cos φt x Cosec SBMT – Sin φt x Cotangen SBMT
Q = Azimut kiblat
Φk = Lintang Ka’bah yaitu sebesar (Φk = 21° 25’ 21” LU)
Φt = Lintang Tempat
SBMT = Selisih Bujur Makah dengan Tempat, yaitu dengan cara (Bujur Tempat – Bujur Ka’bah). Besarnya bujur ka’bah adalah  λ = 39° 49’ 34” BT
Besarnya lintang dan bujur ka’bah sudah pasti (Φk = 21° 25’ 21” LU &  λ = 39° 49’ 34” BT), sedangkan besarnya data lintang dan bujur tempat tergantung dimana dia berada.

Logika rumus Tan
Rumus Tan merupakan rumus azimut yang berhaluan pada titik timur atau barat, tergantung tempat dimana kita menghitung. Untuk wilayah indonesia, yang menghitung arah ke ka’bah, berarti nilai hasil dari rumus itu dihitung dari titik barat ke arah utara.
Misalkan menghitung arah kiblat kota semarang, maka data yang diperlukan adalah:
Lintang (Φt) = -7° S dan Bujur (λ) = 110°24’ BT
Φt = 21° 25’ 21” λ = 39° 49’ 34” BT
SBMT = 110°24’ - 39° 49’ 34” = 70° 34’ 26”
Tan Q = Tan φk x Cos φt / Sin SBMT – Sin φt / Tan SBMT
Tan Q = Tan 21° 25’ 21” x Cos -7° / Sin 70° 34’ 26” – Sin -7° / Tan 70° 34’ 26”
Q = 24° 30’ 31,62” BU (Barat-Utara)
Jadi nilai 24° 30’ 31,62” adalah data yang dihitung dari titik barat sejati kearah utara.

2.Dengan rumus cotangen
Cotangen Q = Tan φk x Cos φt / Sin SBMT – Sin φt / Tan SBMT
Atau
Cotangen Q = Tan φk x Cos φt x Cosec SBMT – Sin φt x Cotangen SBMT
Suplemen dan data-data yang diperlukan dari rumus ini sama
seperti rumus yang pertama. Yang berbeda hanya titik acuan saja. Rumus ini mengacu pada titik utara atau selatan. Apabila hasilnya negatif (-), maka titik acuannya adalah Selatan, dan apabila hasilnya positif, maka titik acuannya adalah utara. Nanti kita lihat contoh di bawah.
Kalau dilihat pada gambar disamping, data sudut yang dihasilkan dari rumus ini adalah sudut yang diapit oleh UBA, sebesar itulah sudut yang dihasilkannya.
Contoh menghitung arah kiblat kota semarang, data sama dengan contoh pertama.
Lintang (Φt) = -7° S dan Bujur (λ) = 110°24’ BT
Φt = 21° 25’ 21” λ = 39° 49’ 34” BT
SBMT = 110°24’ - 39° 49’ 34” = 70° 34’ 26”
Cotangen Q = Tan 21° 25’ 21” x Cos -7° x Cosec 70° 34’ 26” – Sin -7° x Cotangen 70° 34’ 26”
Q = 65° 29’ 28,38” UB (Utara-Barat)

Sebenarnya dengan menghitung pakai rumus yang pertama bisa mengetahui nilai rumus kedua itu. Dengan cara 90° - hasil perhitungan. Dengan demikian, maka hasil dari rumus satunya lagi akan diketahui.
Sebagai contoh, dari rumus yang kedua telah dihasilkan nilai 65° 29’ 28,38”, maka untuk mengetahui rumus yang pertama adalah:
BU = 90 - 65° 29’ 28,38”
= 24° 30’ 31,62”.
Untuk mengecek benernya hasil hitungan kita bisa dengan dihitung keduanya, kalau 90 - 24° 30’ 31,62” tidak sama dengan hasil hitungan pertama, maka perhitungan rumus pertama ada kemungkinana salah, juga berlaku sebaliknya.

Aplikasi rumus Cotangen
Rumus cotangen itu mengacu pada titik utara dan atau selatan. Ketika hasil hitungan kita negatif, berarti hitungan itu dihitung dari arah titik selatan ke arah barat kalau sore dan keara timur kalau pagi (ini kaitannya dengan perhitungan yang menyangkut data matahari) dan jika hasil hitungan positif, maka data itu ditarik dari titik utara kearah timur kalau pagi dan kearah barat kalau selatan.

Aplikasinya:
Dalam perhitungan azimuth matahari
Azimuth matahari ini bisa untuk awal bulan hijriya atau untuk perhitungan arah kiblat.
Untuk perhitungan awal bulan Hijria, ini sudah pasti kalau tidak ditambah 180° atau 360° dikurangi hasil perhitungan. Hal ini demikian karena kalau ditambah 180° berarti hasilnya negatif dan nilai negatifnya ini menjadi hilang (menjadi Absolut), dan jika hasilnya positif berarti 360° dikurangi data hasil perhitungan dan perhitungan yang dicari selalu satu waktu yaitu ketika sore (gurub) karena untuk keperluan rukyah hilal.
Dalam perhitungan arah kiblat
Dalam perhitungan arah kiblat dengan menggunakan alat bantu theodolit, maka dalam mencari azimuth matahari setelah dimasukan pada rumus azimuth matahari (sama dengan rumus kiblat yang ke-2) yaitu:

Cotangen Q = Tan δm x Cos φt / Sin tm – Sin φt / Tan tm
δm = deklinasi matahari
tm = sudut waktu matahari
sudut waktu matahari bisa dicari dengan cara mengetahui ketinggian matahari itu kemudian masukan kedalam rumus atau dengan waktu kapan mengambil bayangan matahari.
rumus untuk mencari ketinggian matahari yaitu

Cos tm = Sin hm / Cos δm / Cos φt - Tan δm x Tan φt

Kemudian masukan kedalam rumus untuk mencari data azimut matahari

Cotangen Q = Tan δm x Cos φt / Sin tm – Sin φt / Tan tm

Hasil dari Q ini akan digunakan untuk mencari data azimuth matahari dengan cara:
1.Pengukuran dilakukan pagi hari
Q (+) dan Deklinasi Utara => Azimuth Mthri = Nilai Q
Q (-) dan Deklinasi Selatan => Azimuth Mthri = 180 – Nilai Q

2.Pengukuran dilakukan siang/sore hari
Q (+) dan Deklinasi Utara => Azimuth Mthri = 360 - Nilai Q
Q (-) dan Deklinasi Selatan => Azimuth Mthri = 180 + Nilai Q

Nb: Ketka nilai Q dimasukan kedalam persamaan ini, maka nilai Q menjadi Positif (Absolut).
Untuk mengetahui utara sejati, data azimut ini diputar sampai nilainya itu nol (0), maka disanalah titik utara sejati, karena azimuth ini dihitung dari titik utara sejati.
Met mencoba menghitung dan mohon masukan jika terdapat kekhilapan dari rumus2 diatas, supaya tidak ada yang tersesatkan oleh tulisan ini. Terima kasih..
Encep. Abdul rojak (JIAC)

Rabu, 07 Juli 2010

Gawang Lokasi

Gawang lokasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk melokalisir posisi hilal ketika pelaksanaan rukyah. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Tiang pengincar,
adalah sebuah tiang tegak terbuat dari besi yang tingginya sekitar 1 sampai 1,5 meter, dan dipuncaknya diberi lobang kecil untuk mengincar.
b. Gawang lokasi,
adalah dua buah tiang tegak terbuat dari besi berongga. Pada ketinggain yang sama dengan tinggi tiang teropong, kedua tiang tersebut dihubungkan dengan mistar datar sepanjang kira2 15-20 CM, sehingga ketika melihat melalui lobang kecil itu yang terdapat pada ujung tiang pengintai menyinggung garis atas mistar, pandangan akan menembus persis pemukaan air laut yang merupakan ufuk mar’i.
diatas kedua tiang tersebut terdapat dua tiang besi yang atasnya dihubungkan dengan mistar datar. Kedua tiang ini dimasukan kedalam rongga dua tiang pertama, sehingga tinggi rendahnya dapat menurut tinggi hilal pada saat observasi.
Jarak yang baik antara tiang pengincar dengan gawang lokasi sekitar 5 meter atau lebih.
Untuk menggunakan alat ini, kita harus punya data hasil perhitungan tentang hilal itu sendiri pada tempat tersebut sudah terdapat arah mata angin yang cermat.
Sistem perhitungan untuk menyetel gawang dan tongkat pengincar menggunakan persamaan trigonometri. Tapi belu saatnya diupload soalnya mau ngumpulkan tugas dulu, klo dah saya kumpul gampang he....
sumber Almanak Hisab Rukyah Depag.

Senin, 07 Juni 2010

Rasdul Kiblat (Sebuah Kajian Ulang)

Rashdul kiblat yaitu terdiri dari dua kata. Rash (الرصد) itu berarti petunjuk, arah, dan perhitungan. Kiblat (القبلة) yaitu suatu tempat yang berada di makkah, yang berbentuk kubus, yang mana semua umat islam di seluruh plosok bumi menghadapkan wajah ke arahnya ketika sedang melaksanakan salat. Jadi kalau disimpulkan, rashdul kiblat adalah waktu dimana ada tanda yang mengindikasikan kearah kiblat / ka’bah. Adapun objek dari kajian rashdul kiblat ini yaitu Matahari. Matahari memberikan indikasi yang bayangan suatu benda yang disinarinya itu bias menunjukan langsung kearah kiblat. Ini dikarenakan posisi matahari berada pada diatas tempat itu, maka semua mata yang menatap (klo kuat) ke matahari itu sama dengan menatap benda yang ada dibawahnya. Ini terjadi tidak lain ketika waktu istiwak / zawal/ meridian pass. Ketika itulah matahari bias memberikan manfaat bagi umat islam untuk menentukan arah kiblat dengan benar dan tepat.
Kenapa matahari berada diatas zawal ketika tanggal itu saja?
Tempat yang berlintang antara 0 derajat – 23 derajat 27 menit, baik lintang utara maupun lintang selatan, Matahari pasti pernah berada diatas zenitnya persis sekurang-kurangnya selama 2 kali. Hal ini terjadi karena deklinasi matahari sama dengan lintang tempat itu. Maka dengan deklinasi matahari yang sama dengan lintang tempat itu terjadilah istiwa’ a’dhom / zawal yang matahari berada tepat diatas tempat itu. Kenapa harus zawal?... jawabnnya cukup sederhana, seaindainya kalau bukan pada saat zawal, maka dia belum kulminasi atas, karena kulminasinya itulah dia berada di atas. Jadi sama halnya dengan rasdhul kiblat. Ketika itu di makkah / ka’bah sedang kulminasi atas dan matahari berada diatas jadi matahari posisinya tepat diatas ka’bah.
Jadi ketika tanggal 27/28 mei dan 15/16 juli deklinasi matahari sama dengan lintang ka’bah. Adapun berbeda paling beda detiknya saja dan ini tidak terlalu berpengruh. Tanggal 27 dan 15 itu untuk tahun basitoh / tahu pendek. Ketika itu tahun masehi hanya berjumlah 365 hari. Dan tanggal 28 dan 16 untuk tahun kabisat, yaitu tahun panjang yang umlah harinya dalam 1 tahun berjumlah 366 hari. Sebenarnya tidak hanya dua kali dalam satu tahun, bisa sampai 3 kali atau 4 kali. Ketika itu matahari berada tidak tepat berada diatasnya. Matahari sebelah selatannya dan besoknya agak utara tetapi masih mengenai bangunan ka’bah. Kalau dalam kalender menara kudus, setiap tahun mesti ditandai pada dua tanggal itu adalah hari rashdul kiblat.
Ketika matahari kulminasi atas ka’bah, yang berarti disana sedang jam 12 waktu hakiki, maka waktu itu ditransformasikan ke dalam waktu indonesia bagian barat. Beda waktu indonesia bag. Barat dengan makkah itu sekitar 4 jam (caranya bujur indonesia bagian barat dikurangi bujur ka’bah kemudian dibagi dengan 15, maka hasilnya adalah beda waktu antara dua tempat itu). Jadi ketika matahari kulmiasi atas di Makkah, di indonesia sedang berada pada waktu sore hari sekitar jam 16.18 WIB. Jadi pada waktu inilah matahari berada diatas ka’bah.

Waktu terjadinya yaitu ketika tanggal 27/28 mei terjadi pada jam 16.18 WIB. untuk WITA ditambah 1 jam. dan pada tanggal 15/16 Juli terjadi pada jam 16.28 WIB.
Toleransi ketika lewat dari jam itu maksimal 2 menit. apabila sudah lebih dari 2 menit, maka lebih baik jangan, karena setelah 2 menit lebih arah yang ditunjukan itu akan mengarah sejauh 75 KM dari ka'bah.

Bagaimana aplikasinya
Aplikasinya cukup mudah, bias menggunkan tongkat maupun bandul. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau menggunakan togkat, maka hal yang paling sulit itu mendirikan tongkat itu, apakah sudah benar-benar berdiri tegak lurus dan berada pada datarana datar. Adapun dalam pengambilan bayangannya lebih mudah. Solusinya, tancapkan tongkat itu dengan bantuan waterpass. Sebelum menancapkan tongkat, sebelumnya cari dulu tempat yang sangat strategis, yaitu datar dan bebas dari hambatan bayngan benda lain. Dengan demikian, akan memudahkan pengambilan ketika waktunya.
Kalau menggunakan bandul, maka hal yang paling sulit yaitu tali itu selalu tertebak oleh angin yang menyebabkan keadaan benangnya tidak diam, yang akan mengakibatkan kesalahan fatal terhadap bayngan yang diambil. Solusinya bisa menggunakan tali yang besar dan bandul yang kuat. Dengan harapan bahwa dengan keadaan seperti itu, maka tali itu akan istiqomah, tidak mudah tertebak oleh angin dan tetap pada posisinya, sehingga memudahkan ketika pengambilan bayangannya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih...
Abd.rozaq19@gamil.com

Rabu, 12 Mei 2010

menyoal fatwa MUI tentang arah kiblat

Allah berfirman dalam surat albaqarah: 149 yang artinya: “Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka’bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan.” ( QS. Al-Baqarah : 149 )
Dalam hadits juga dijelaskan:
“ Baitullah ( Ka’bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram ( Makkah ) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi, Timur dan Barat dari umatKu” ( Hadith Riwayat Al-Baihaqi )
Dari kedua dalil iini mengisyaratkan bahwa menghadap kiblat ketika menghadap shalat itu merupakan keharusan. Fuqoha sepakat bahwa menghadap kiblat dalam shalat adalah syarat sah. Sebagai mana Kita ketahui dan fahami, bahwa yang namanya syarat itu dari awal kita melaksanakan perbuatan itu harus ada. Dalam fathul mu’in dijelaskan bahwa yang namanya syarat itu harus tetap ada dari awal dia melaksanakan shalat sampai selesai shalat. Sehingga dalam ulama syafi’iyah dijelaskan bahwa apabila ketika shalat itu badan kita belok dan hati / dada kita ikut belok yang menyebabkan berubah tidak menghadap kiblat, maka shalatnya tidak sah.
Dengan demikian ulama-ulama terdahulu juga mensyaratkan untuk menghadap kiblat.
Dari hadits itu kita bisa ambil kesimpulan bahwa ini merupakan penekanan dan rukhsoh. Bahwa menghadap ka’bah itu wajib. Saking wajibnya kita menghadap kiblat dalam shalat, sampai-sampai tanah haram itu sebagai kiblat bagi mereka yang jauh dari ka’bah itu, termasuk kita.
Kalau kita cukup menghadap kearah barat saja, maka itu akan menghadap kemana...?????
Kalau kita lihat peta, maka arah itu akan menghadap ke benua afrika selatan, mungkin sampai pada negara somalia. Kita tahu negara somalia keadaan penduduknya masih kaya gitu,,,, dan kayanya tidak banyak berkahnya kalau dibanding makkah al mukarromah. Jauh lebih baik dan tidak ada duanya.
Jadi kenapa kita cukup menghadap kearah barat tok. Kalau ada yang lebih baik, maka kenapa kita tidak memanfaatkannya.
Metode dalam perhitungan dan penentuan arah kiblat sudah sangat maju, dulu mulai dengan metode miqyas, tongkat istiwak, rubu mujayyab, dan sekarang lebih maju, yaitu dengan mneggunkan alat bantu theodolit. Ataupun dengan memanfaatkan alam raya ini dengan mengamati matahari atau bintang, maka kita bisa menentukan arah kiblat dengan baik dan akurat.
Apa susahnya sih kalau menghadap kiblat kemakkah, khususnya ka’bah. Kita kan punya banyka ilmuan yang sudah memahami dan mumpuni ilmu falak yang bisa menghitung dan menentukan arah kiblat, maka alangkah baiknya jika kiblat kita cek kembali keakurasiannya sehingga lebih mengkhusu’kan kita ketika shalat.
Jadi kiblat untuk orang indonesia tidak cukup menghadap arah barat tok, tapi menceng kearah utara sekitar 24.
Semoga amal ibadah shalat kita diterima oleh allah swt amin.

Rabu, 05 Mei 2010

Kamus Istilah – Istilah Astronomi

A

ALBEDO – Fraksi cahaya matahari yang sampai pada suatu planet yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa. Albedo Bumi bernilai sekitar 30-35%. Sisa cahaya matahari diserap oleh tanah dan bertanggung jawab terhadap suhu rata-rata di permukaan.

ALDEBARAN – Sebuah bintang raksasa merah, paling cemerlang dalam rasi Taurus. Jarak Aldebaran 65 tahun cahaya dan garis tengahnya 36 kali matahari.

ALGOL – Juga dinamakan Beta Persei. Sebuah bintang pasangan pemudar yang jauhnya 82 tahun cahaya dalam rasi Perseus. Algol sedikit menyuram setiap 2,87 hari seraya ia terhalang oleh sebuah bintang pasangan yang lebih suram. Variasi kecerlangan Algol ditemukan dan dijelaskan di tahun 1782 oleh ahli astronomi amatir Inggris, John Goodricke (1764-86).

ALPHA CENTAURI – Bintang terdekat matahari, sejauh 4,3 tahun cahaya. Sebenarnya ia terdiri atas tiga bintang yang saling berhubungan karena gravitasi, walaupun bagi mata telanjang mereka nampak bagai satu. Alpha Centauri adalah bintang paling cemerlang dalam rasi Centaurus, dan ketiga paling cemerlang di langit.

ANTARES – Sebuah bintang raksasa merah yang terletak di rasi Scorpio. Garis tengahnya 300 kali matahari. Ia adalah salah satu bintang terbesar yang diketahui mengeluarkan cahaya setara dengan 5000 Matahari kita. Letak Antares sejauh 430 tahun cahaya.

APHELION – Titik garis edar terjauh dari matahari yang dicapai oleh suatu benda angkasa. Kebalikan Aphelion adalah Perihelion

AQUARIUS – Pembawa Air. Sebuah rasi zodiak yang terletak di daerah katulistiwa langit. Matahari melewati rasi ini dari pertengahan Februari hingga pertengahan April.

ARCTURUS – Sebuah bintang raksasa merah bergaris tengah 27 kali matahari yang terletak di rasi Belahan Utara, Bootes, sang Gembala

ASTEROID – Juga disebut sebagai planet minor, yakni sekumpulan benda angkasa berukuran kecil dengan bentuk tidak beraturan yang mengedari matahari. Orbit asteroid umumnya berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter. Beberapa asteroid memiliki orbit yang menyimpang sehingga dapat memotong orbit Bumi. Asteroid semacam ini digolongkan sebagai Near Earth Asteroid (NEA).

AU – Astronomical Unit/Satuan Astronomi. Adalah satuan jarak dalam astronomi yang didefinisikan sebagai jarak rata-rata Bumi-Matahari. 1 AU = 1,49597870691 × 1011 (± 3) m

B

BETELGEUSE – Sebuah bintang super raksasa merah yang menandai bahu kanan rasi Orion. Betelgeuse sedemikian besarnya sehingga ia labil. Garis tengahnya berubah tak beraturan antara 300 sampai 400 kali Matahari sambil berubah pula kecerlangannya. Letak Betelgeuse sejauh 650 tahun cahaya

BIMASAKTI – Nama galaksi dimana Matahari dan tata surya kita terletak. Dilihat dari Bumi, sisi Bimasakti membentuk suatu pita cahaya samar membentang di langit pada malam hari. Ia terdiri atas bintang-bintang yang sedemikian jauhnya dalam galaksi kita sehingga tidak nampak satu per satu. Bimasakti merupakan galaksi spiral beranggotakan sekitar 100 milyar bintang. Garis tengahnya sekitar 100.000 tahun cahaya, dimana Matahari terletak lebih dari 60% ke arah tepinya.

BINTANG GANDA – Atau juga biasa disebut Bintang Pasangan (binary), adalah sepasang bintang yang dihubungkan oleh gravitasi. Sebagian besar pasangan tampak sebagai bintang tunggal bagi mata telanjang, tetapi dapat terlihat terpisah dengan teleskop. Namun beberapa diantaranya begitu saling dekat sehingga adanya pasangan hanya dapat disimpulkan dari analisa cahaya gabungannya. Dalam beberapa pasangan, bintangnya secara berkala saling menghalangi.

BINTANG NEUTRON – Bintang padat kecil yang diperkirakan menandai titik ajal evolusi bintang yang lebih besar dari matahari. Bintang Neutron hanya bergaris tengah 15 km, tetapi ia banyak mengandung materi sebanyak matahari kita. materi itu tergencet sedemikian padatnya sehungga sesendok bahan bintang neutron berbobot milyaran ton. Sumber radio berkilat-kilat yang dinamakan Pulsar sebenarnya adalah bintang neutron.

BINTANG UBAH – Bintang yang keluaran cahayanya berubah. Beberapa bintang itu ukurannya berubah seperti Variabel Cepheid, tetapi lainnya adalah bintang ganda dekat yang secara berkala saling menghalangi (pasangan pemudar). Di tahun 1975 tercatat dalam katalog galaksi kita lebih kurang 25.000 bintang ubah.

BINTIK MATAHARI – Daerah-daerah yang lebih sejuk dalam permukaan matahari, di fotosfera. Ia tampak suram dibandingkan dengan kelilingnya yang lebih cemerlang, tetapi ia cukup panas, kira-kira 4.500º C. Bintik matahari ada hubungannya dengan medan-medan magnet di Matahari, yang rupanya menghalau aliran panas melalui fotosfera, dan ini menimbulkan bintik.

C

CANCER – Kepiting. rasi zodiak yang terletak dalam langit belahan utara. Matahari melewati rasi ini dari akhir Juli hingga pertengahan Agustus. Cancer adalah rasi zodiak paling samar, tanpa bintang cemerlang. Ciri yang paling menarik adalah kelompok bintang Praesepe, disebut sebagai sarang lebah, sejauh 520 tahun cahaya.

CANOPUS – Bintang cemerlang kedua di langit malam. Letaknya sejauh 119 tahun cahaya dalam rasi Carina (kerangka kapal), di langit Belahan Selatan. Canopus ialah sebuah bintang raksasa kuning, 25 kali garis tengah Matahari. Wahana antariksa menggunakannya sebagai bintang navigasi.

CAPELLA – Bintang paling cemerlang dalam rasi Auriga (Pengendara Kereta Perang), rasi dalam Belahan Utara. Sebenarnya ia adalah sebuah bintang ganda, terdiri atas dua bagian yang saling edar setiap 104 hari. Jauh Capella 45 tahun cahaya.

CAPRICORNUS – Kambing Laut. Rasi zodiak yang terletak di langit Belahan Selatan. Matahari melewati rasi ini antara akhir Januari dan pertengahan Februari.

CASSIOPEIA – Sebuah rasi berbentuk ‘W’ yang menonjol dekat kutub utara langit. Ia dinamakan menurut ratu mitologi Yunani. Dalam rasi ini sebuah supernova menyala di tahun 1752, diamati oleh Tycho Brahe.

CASTOR – Bintang paling cemerlang kedua dalam rasi Gemini, sebuah rasi belahan utara. Castor sesungguhnya terdiri atas enam bintang yang dihubungkan oleh gravitasi, meskipun mereka nampak seperti satu dengan mata telanjang.

CENTAURUS – Atau mahluk manusia-kuda dari mitologi Yunani, ialah rasi menonjol di langit Belahan Selatan. Di dalamnya terdapat Proxima Centauri, bintang terdekat matahari. Ada pula Omega Centauri, sebuah kelompok globular bintang yang ratusan ribu jumlahnya, sejauh 17.000 tahun cahaya. Centaurus A, sebuah galaksi yang memancarkan gelombang radio, juga terletak dalam rasi ini.

CRUX – Salib selatan. Rasi yang terkecil di langit. Ia terletak dekat kutub angkasa selatan dalam suatu daerah Bima Sakti. Salib selatan mengandung nebula suram Kantong Arang, disamping keempat bintang cemerlang yang menandai bentuk salib yang termasyhur itu.

CYGNUS – Angsa. Sebuah rasi yang menonjol di langit belahan utara. Terkadang ia dinamakan Salib Utara karena bentuknya yang khusus. Bintangnya yang paling cemerlang adalah Deneb. Alberio, atau Beta Cygni, ialah sebuah bintang ganda di kepala angsa. Bintang 61 Cygni adalah yang pertama diukur Paralaks-nya. Cygnus mengandung Nebula Amerika Utara, sebuah awan gas berkilau dalam Bima Sakti. Juga Nebula Cadar, sisa dari ledakan supernova yang telah lama berselang.

D

DAUR SURYA – Istilah yang digunakan untuk variasi kegiatan sekitar 11 tahun di matahari. Jumlah bintik matahari, suar, dan prominensa berubah-ubah dalam tiap daur 11 tahun. Namun dalam tiap daur berurutan, kutub magnet utara dan selatan matahari saling bertukar. Jadi dapat dikatakan bahwa daur surya lengkap membutuhkan 22 tahun.

DEKLINASI – Koordinat langit setara dengan garis lintang di Bumi. Suatu benda pada deklinasi +90º ialah pada kutub utara angkasa (di atas kepala kutub utara Bumi). Deklinasi 0º menandai katulistiwa angkasa.

DERET UTAMA – Main Sequence. Tahap stabil usia pertengahan dalam evolusi suatu bintang. Bintang-bintang deret utama membakar hidrogen menjadi helium di pusatnya untuk menciptakan energi. Bila hidrogen habis, bintang keluar dari tahap deret utama menjadi bintang raksasa.

E

EKLIPTIKA – Jejak tampak Matahari di depan bintang-bintang setiap tahun. Sudah tentu ia sebenarnya disebabkan oleh bumi mengedari matahari. Ia dinamakan ekliptika karena gerhana (eklips) dapat terjadi hanya bilamana Matahari dan Bulan dekat garis ini.

EQUINOX – Titik potong antara equator langit dengan ekliptika. Matahari mencapai titik ini setiap tahun pada sekitar tanggal 21 Maret (disebut vernal equinox) dan 22 September (disebut autumnal equinox). Saat itu, siang dan malam akan tepat sama panjangnya.

F

FOTOSFERA – Permukaan cemerlang Matahari; nama itu berarti ‘bola cahaya’. Ia adalah lapisan gas berkilau pada suhu kira-kira 6000ºC. Fotosfera itu terpecah-pecah oleh sel-sel ilian gas panas, yang disebut partikel (zarah), yang masing-masing kira-kira sebesar Inggris. Daerah fotosfera yang lebih sejuk dinamakan Bintik Matahari.

G

GALAKSI – Kumpulan berjuta-juta bintang, terikat bersama oleh gravitasi. Sebagian galaksi berbentuk spiral, seperti Bima Sakti kita dan Galaksi Andromeda, sedangkan sebagian lagi berupa gumpalan pekat yang disebut Galaksi Eliptik. Mungkin ada hingga satu bilyun galaksi yang masing-masing beranggotakan jutaan bintang yang dapat diamati menggunakan teleskop besar.

GEMINI – Atau Anak Kembar. Rasi zodiak dalam langit belahan utara, Dua bintang paling terang dalam Gemini adalah Castor dan Polux. Matahari melewati rasi ini dari akhir Juni hingga akhir Juli. Sebuah hujan meteor utama, Geminid, bersinar dari rasi ini dalam bulan Desember setiap tahun.

GERAK DIRI – Proper Motion. Perubahan kecil dalam posisi bintang selama jangka waktu tertentu. Perubahan tersebut disebabkan oleh gerakannya dalam antariksa. Gerak diri bintang tidak dapat terlihat oleh mata telanjang. Ia dapat diukur pada gambar-foto skala besar yang diambil dengan teleskop selama bertahun-tahun. Gerak diri bintang pada akhirnya akan mengubah pola rasi yang sudah dikenal. Bintang dengan gerak diri terbesar adalah Bintang Barnard. Selama jangka waktu 180 tahun berubah posisinya sebesar diameter tampak bulan.

H

HERCULES – Sebuah rasi di langit belahan utara, dinamakan menurut pahlawan mitologi Yunani. Salah satu ciri terpenting rasi ini ialah kelompok bulat bernama M13. Ia berada sejauh 22.500 tahun cahaya dan mengandung 300.000 bintang. Alpha Hercules juga diberi nama ras Algethi, ialah sebuah bintang raksasa merah, kira-kira 5000 kali garis tengah matahari.

HERTZSPRUNG-RUSSEL – Gambar Diagram Hertzsprung-Russel ialah sebuah grafik yang memetakan suhu bintang berbanding dengan kecerlangannya. Grafik ini dinamakan menurut nama ahli astronomi Denmark, Ejnar Hertzprung (1873-1967) dan ahli astronomi Amerika, Henry Norris Russel (1877-1957) yang secara mandiri tampil dengan gagasan sama, masing-masing dalam tahun 1911 dan 1913. Diagram ini berguna untuk mengungkapkan apakah sebuah bintang itu raksasa ataukah kerdil, dan tahap apa yang dicapai dalam evolusinya. Sebagian besar bintang, termasuk Matahari, terletak pada suatu pita yang dikenal dengan nama Deret Utama. Posisi bintang dalam diagram ini juga mengungkapkan Magnitudo Mutlak-nya.

HYADES – Kelompok dari sekitar 200 bintang berbentuk ‘V’ dalam rasi Taurus. Hyades adalah kelompok bintang padat terdekat Bumi, kira-kira sejauh 150 tahun cahaya. Banyak pengetahuan kita mengenai bintang diperoleh dari studi mengenainya. Bintang-bintang Hyades lahir kira-kira 500 juta tahun yang lalu dan relatif muda.

K

KANTONG ARANG – Coal Sack. Sebuah kabut suram debu dan gas dalam rasi Salib Selatan (Crux). Kantong arang itu terletak sejauh 400 tahun cahaya dan mengandung cukup bahan untuk membentuk sekelompok ratusan bintang.

KELOMPOK GLOBULAR – Globular Cluster. Sekumpulan bintang — sekitar 100.000 buah, berbentuk bola. Mereka tersusun dalam bentuk cincin di sekeliling banyak galaksi, termasuk galaksi kita, dimana ada sekitar 125 kelompok globular yang sudah dikenali. Kelompok globular terdiri dari bintang-bintang tua yang berusia hingga 14 milyar tahun; diperkirakan terbentuk ketika galaksi mula-mula mengembun dari gas.

KERDIL COKLAT – Brown Dwarf. Suatu calon bintang (protostar) yang gagal terbentuk menjadi bintang akibat tidak memiliki cukup massa untuk membentuk reaksi nuklir yang menyebabkan ia dapat bersinar sebagaimana bintang lainnya pada fase stabil.

KERDIL MERAH – Red Dwarf. Bintang sejuk dan samar, tidak sebesar Matahari. Mereka boleh jadi merupakan bintang terbanyak dalam galaksi kita, tetapi sulit dilihat karena mereka demikian samar. Kerdil merah terdekat sekalipun, yakni Proxima Centauri dan bintang Barnard, tak pernah terlihat tanpa teleskop.

KERDIL PUTIH – White Dwarf. Sebuah bintang panas kecil yang diperkirakan menandai titik akhir evolusi bintang seperti Matahari. Sebuah kerdil putih kira-kira sebesar Bumi, tetapi mengandung materi sebanyak matahari. Materinya tergencet sedemikian padat sehingga sesendok materi tersebut akan berbobot satu ton atau lebih. Kerdil putih sedemikian samarnya sehingga yang terdekat di Sirius dan Orocyon, hanya nampak dengan bantuan teleskop.

KOMET – Anggota tata surya bebentuk materi beku yang yang umumnya terdiri atas air, karbon monoksida, metanol, amonia, dan metana bercampur dengan debu. Komet mengedari Matahari dengan garis lintasan yang sangat lonjong dengan periode tertentu. Saat komet mendekati Matahari, materi beku tersebut menyublim dan membentuk kabut gas dan debu yang disebut coma disekeliling inti komet. Selanjutnya, karena pengaruh angin matahari, maka gas dari coma membentuk “ekor” yang selalu menunjuk ke arah yang berlawanan dengan arah Matahari. Karenanya komet juga sering disebut sebagai bintang berekor.

KORONA – Atmosfer bagian luar matahari yang samar. Ia terlihat sebagai lingkaran cahaya putih pada waktu gerhana matahari total, ketika bulan menghalangi sinar silau cakram Matahari. Korona terdiri atas gas tipis, menguap dari permukaan Matahari yang mengembang keluar untuk akhirnya membentuk angin surya.

KROMOSFERA – Suatu lapisan gas hidrogen yang berkilau dan letaknya di atas permukaan tampak (Fotosfera) Matahari. Nama itu berarti bola warna dan didapat dari warnanya yang merah pekat. Ini terlihat pada gerhana ketika bulan menghalangi cahaya dari fotosfera yang jauh lebih terang.

KUASAR – Suatu benda amat cemerlang jauh di antariksa yang diperkirakan merupakan pusat sebuah galaksi yang tengah membentuk. Kuasar sedemikian kecilnya sehingga nampak sebagai bintang di teleskop terbesar sekalipun, tetapi ia melepaskan energi sebesar ribuan kali energi yang dilepaskan oleh galaksi seperti Bima Sakti kita. Ia mungkin bertenagakan gas yang jatuh kedalam lubang hitam raksasa dipusatnya. Kuasar memiliki pergeseran merah yang terbesar diantara benda-benda langit lainnya. Dari beberapa ratus kuasar yang telah dikenali, yang terjauh diperkirakan berjarak sekitar 16 milyar tahun cahaya.

L

LEO – Singa. Suatu rasi zodiak, terletak di langit belahan utara. Matahari melewati rasi ini dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September. Bintang paling terang di Leo ialah Regulus. Setiap Nopember, hujan meteor Leonid menyinar dari rasi tersebut.

LIBRA – Timbangan. Sebuah rasi zodiak yang tidak menarik perhatian, terletak di Belahan Selatan. Matahari melewati rasi ini selama bulan Nopember.

LUMINOSITAS – Jumlah energi yang dipancarkan seluruh permukaan bintang ke segala arah per detiknya. Luminositas matahari bernilai 385 triliun-triliun watt (385 x 1024watt).

LYRA – Berasal dari sebutan untuk semacam harpa kecil, ialah sebuah rasi kecil yang menonjol di langit utara. Bintangnya yang paling terang ialah Vega. Anggota lainnya adalah Lyrae, sebuah bintang Pasangan Pemudar yang terkenal. Komponen-komponennya berubah bentuk karena gravitasi masing-masing dan gas keluar melingkar ke antariksa. Epsilon Lyrae terkadang dinamakan ‘ganda-ganda’, ialah sekelompok empat bintang yang dihubungkan dengan gravitasi. Nebula Cincin dalam Lyra ialah sebuah Nebula Planet yang terkenal.

LUBANG HITAM – Daerah di sekeliling bintang yang telah runtuh. Gravitasinya sedemikian kuat sehingga tidak ada sesuatupun yang dapat lolos, termasuk cahaya sekalipun. Tetapi benda-benda dapat terhisap masuk. Jika ledakan besar menandai asal mula alam semesta, lubang-lubang hitam yang jauh lebih kecil mungkin terbentuk dalam keadaan tekanan dan kerapatan tinggi yang mengikutinya.

M

MAGNITUDO – Ukuran kecerlangan bintang. Setiap tataran magnitudo sesuai dengan beda kecerlangan sedikit lebih dari 2,5 kali. Maka sebuah bintang magnitudo keenam (yang paling samar yang bisa dilihat oleh mata telanjang) adalah 100 kali lebih samar daripada bintang magnitudo pertama. Benda-benda yang lebih terang dari magnitudo 0 diberi magnitudo negatif, misalnya Sirius memiliki magnitudo -1,47, Venus pada saat paling terang adalah -4,3, dan matahari adalah -26,5 (semuanya adalah magnitudo tampak, kecerlangan sebagaimana yang terlihat dari Bumi).

MAGNITUDO MUTLAK – Ukuran keluaran cahaya sebuah bintang yang sebenarnya, yaitu kecerlangan bintang sebagaimana nampak pada kita di Bumi pada jarak 10 parsek (32,6 tahun cahaya). Magnitudo mutlak sebuah bintang tergantung dari besar dan suhunya.

MAGNITUDO TAMPAK – Kecerlangan bintang atau benda angkasa lain sebagaimana yang terlihat di langit oleh kita. Magnitudo tampak bintang tergantung dari jaraknya dari kita. Semakin dekat, sebuah bintang nampak semakin terang. Perbedaan antara magnitudo tampak bintang dan magnitudo mutlaknya menunjukkan jarak bintang tersebut.

MATAHARI – Bintang induk kita. Jauhnya hampir 150 juta km. Matahari adalah bintang berukuran sedang, bergaris tengah 1,4 juta km dan tersusun sebagian besar atas gas hidrogen dan helium. Matahari membangkitkan cahaya dan panas di pusatnya dengan reaksi nuklir. Ia diedari keluarga 9 buah planet, termasuk Bumi kita.

MERIDIAN – Lingkaran besar imajiner pada bola langit yang tegak lurus dengan horison setempat. Meridian membentang dari horison utara, melintasi kutub langit hingga Zenith, dan berakhir di horison selatan.

METEOR – Partikel kecil dari antariksa yang terbakar karena gesekan dengan atmosfir Bumi. Terlihat sebagai kilatan cahaya yang biasa disebut “bintang beralih”. Sebagian besar meteor berasal dari sisa-sisa material dari komet. Apabila Bumi melintas pada jejak sebuah komet, maka kita di Bumi dapat melihat terjadinya hujan meteor.

METEORID – Gumpalan batu atau logam yang berhasil menembus atmosfir Bumi. Sebagian meteorid diperkirakan adalah sisa-sisa material dari komet atau asteroid. Sebagian lainnya diperkirakan berasal dari planet lain, seperti Bulan atau Mars. Sebuah meteorid biasanya menghantam permukaan Bumi dalam kecepatan yang sangat tinggi hingga membentuk sebuah kawah yang biasa disebut Kawah Meteorid pada lokasi jatuhnya.

N

NEBULA – Sebuah massa debu dan gas dalam galaksi. Beberapa nebula terang-benderang. Bersinar karena bintang-bintang yang dikandungnya, seperti misalnya Nebula Orion. Yang lainnya suram seperti Kantong Arang.

NEBULA KEPITING – Crab Nebula. Sebuah bercak gas berkilau dalam rasi Taurus. Ia adalah sisa bintang yang terlihat meledak sebagai supernova oleh ahli astronomi timur di tahun 1054, Di pusat nebula kepiting adalah sebuah pulsar berkelap-kelip, teras kecil bintang yang meledak. Nebula kepiting terletak sejauh 6.300 tahun cahaya.

NEBULA ORION – Awan gas dan debu yang jauhnya 1.500 tahun cahaya. Didalamnya bintang-bintang baru membentuk diri. Sebagian nebula tampak dengan mata telanjang sebagai bercak kabur berkilau menandai pedang Orion. Bintang yang baru terbentuk dalam jantung nebula membuatnya berkilau. Tetapi para ahli astronomi radio telah mendeteksi pula sebuah awan suram yang lebih besar dibelakang bagian tampak, dimana bintang masih dilahirkan.

NEBULA PLANET – Suatu kulit gas yang dalam sebuah teleskop kecil terlihat seperti cakram mirip planet. Sebenarnya ia sama sekali tak ada kaitannya dengan planet, melainkan diperkirakan lapisan luar bekas bintang raksasa merah. Lapisan tersebut mengambang ke antariksa meninggalkan teras bintang berupa bintang kerdil putih.

NOVA – Sebuah bintang meledak. Ia menyala terang lebih dari 10.000 kali dalam sehari sebelum memudar lagi selama jangka mingguan atau bulanan. Nova diperkirakan merupakan sistem bintang ganda dimana gas mengalir dari satu bintang ke pasangannya kerdil putih. Gas tersebut menyulut dan terlempar dari kerdil putih, menyebabkan letupan terang. Bintang tidak terhancur-lebur oleh ledakan nova, sehingga nova terjadi lagi.

O

ORION – Sebuah rasi besar yang menonjol di daerah khatulistiwa langit. Namanya diambil dari pemburu dalam mitologi Yunani. Bintangnya yang paling terang adalah Betelgeuse dan Rigel. Tiga bintang merupakan Sabuk Orion yang khas. Banyak bintang dalam Orion yang relatif muda karena Orion menandai tempat pembentukan bintang, khususnya dalam Nebula Orion.

P

PARALAKS – Pergeseran posisi benda di depan latar belakang yang jauh sebagaimana terlihat dari dua tempat berbeda. Bintang menunjukkan suatu pergeseran paralaks kecil jika dilihat dari sisi berlawanan garis edar bumi. Besarnya pergeseran tergantung dari jarak bintang; yang terdekat menunjukkan pergeseran terbesar. Dengan mengukur paralaks bintang, para ahli astronomi dapat menghitung jaraknya. Hanya bintang yang lebih dekat dari kira-kira 100 tahun cahaya yang menunjukkan pergeseran cukup besar untuk diukur secara tepat. Bintang 61 Cygni adalah yang pertama diukur paralaksnya dalam tahun 1838 oleh ahli astronomi Jerman, Wihelm Bessel (1794-1846).

PARSEK – Suatu ukuran jarak didalam astronomi yang berpatokan pada jarak dimana bintang menunjukkan paralaks sebesar 1 detik busur. Satu parsek sama dengan sekitar 3,26 tahun cahaya.

PASANGAN PEMUDAR – Pasangan bintang yang saling mengedari dimana satu bintang secara berkala terlihat dari bumi seolah-olah lewat didepan yang lain. Pemudaran demikian menyebabkan jumlah cahaya yang kita lihat menjadi melemah, sehingga kecerlangan bintang terlihat berubah-ubah. Pasangan pemudar pertama yang ditemukan adalah Algol.

PERGESERAN MERAH – Red Shift. Ialah suatu pemanjangan panjang gelombang cahaya yang diterima dari benda yang menjauh, disebabkan oleh Efek Doppler. Derajat pergeseran merah mengungkapkan kecepatan gerak benda tersebut. Penemuan pergeseran merah dalam cahaya dari galaksi jauh mengungkapkan bahwa alam semesta sebenarnya mengembang.

PERIHELION – Ialah titik terdekat dalam garis edar suatu benda angkasa mengelilingi Matahari. Kebalikan dari Perihelion adalah Aphelion.

PERSEUS – Sebuah rasi menonjol di langit belahan utara. Namanya diambil dari seorang pahlawan mitologi Yunani. Perseus terletak di bagian padat Bima Sakti. Bintangnya yang terkenal adalah Algol. Setiap bulan Agustus, suatu hujan meteor lebat, Para Perseid, menyinar dari rasi ini.

PISCES – Ikan. Suatu rasi zodiak, terletak di daerah khatulistiwa langit. Matahari melewati rasi ini dari pertengahan Maret hingga pertengahan April. Matahari berada di Pisces ketika ia bergerak ke utara melintas khatulistiwa langit, menandai awal musim semi Belahan Utara (ekuinoks semi).

PLEIADES – Sekelompok yang beranggotakan sekitar 2000 bintang di rasi Taurus pada jarak 415 tahun cahaya. Dengan mata telanjang dapat dilihat 6 atau 7 bintang, karena itu nama populer kelompok tersebut adalah tujuh saudara (bintang tujuh). Pleiades relatif muda. Yang termuda diantaranya terbentuk dalam beberapa juta tahun silam.

POLARIS – Bintang Kutub. Bintang paling terang dalam rasi Ursa Minor. Kebetulan ia terletak kira-kira 1° dari kutub utara angkasa.

PROMINENSA – Awan gas panas yang mencuat dari permukaan matahari, berhubungan dengan medan magnet kuat. Beberapa prominensa berbentuk lengkung dan dapat bertahan selama berminggu-minggu. Yang lainnya sering berhubungan dengan suar, melejit ke angkasa dengan kecepatan hingga 1.000 km per detik.

PULSAR – Sebuah sumber radio yang berdenyut dengan cepat. Diperkirakan berupa sebuah bintang neutron berputar yang memancarkan sorotan radiasi seperti pancaran mercu suar. Pulsar ditemukan oleh ahli astronomi radio cambridge, Anthony Hewish dan asistennya Jocelyn Bell dalam tahun 1967.

R

RA – Recta Ascensio. Kenaikan tegak; koordinat langit setara dengan garis bujur di Bumi. Ia diukur dengan jam, menit dan detik, dari 00:00 hingga 24:00. Titik pangkal Recta Ascensio ialah di mana matahari bergerak ke utara melewati katulistiwa angkasa. Ini menandai awal vernal equinox, ketika matahari melewati Pisces.

RAKSASA MERAH – Red Giant. Bintang yang lebih besar daripada matahari, dengan suhu permukaan yang lebih rendah. Mereka diperkirakan terbentuk bila bintang membengkak pada akhir kehidupannya. Matahari diperkirakan akan menjadi raksasa merah, seperti Arcturus, dalam kira-kira lima milyar tahun.

RASI – Pola bintang di langit. Orang Yunani Kuno menamakan banyak rasi dengan pahlawan mitologi mereka. Sejak itu telah ditambahkan rasi-rasi lainnya sehingga kini dikenal sebanyak 88 buah rasi.

RIGEL – Salah satu bintang di rasi Orion, merupakan sebuah bintang super-raksasa biru dengan massa 17 kali massa Matahari yang terletak sejauh 775 tahun cahaya. Rigel sesungguhnya adalah sebuah bintang ganda. Ia memiliki pasangan yang mengedarinya dalam jarak 50 kali jarak Pluto ke Matahari.

S

SAGITARIUS – Pemanah. Rasi zodiak yang terletak di langit Belahan Selatan. Matahari melewati rasi ini sebentar pada akhir Nopember. Salah satu bintangnya ialah yang pertama dikenal sebagai sebuah bintang ganda.

SCORPIO – Kalajengking. Rasi langit Belahan selatan. Bintangnya yang paling terang adalah Antares yang terlihat sebagai bintang berwarna kemerahan di “jantung” Scorpio. Matahari melewati rasi ini antara akhir Oktober dan pertengahan Nopember.

SIRIUS – Bintang paling terang di langit malam. Ia adalah bintang putih panas yang terletak sejauh 8,7 tahun cahaya. Sirius diedari sebuah bintang pasangan kerdil putih sekali setiap 50 tahun.

SOLSTICE – Titik balik Matahari, yaitu titik paling utara atau selatan yang dilalui Matahari dalam peredarannya (relatif dilihat dari Bumi). Matahari mencapai titik ini dua kali dalam setahun yaitu sekitar tanggal 21 Juni (titik balik utara, disebut summer solstice) dan 21 Desember (titik balik selatan, disebut winter solstice).

SPICA – Bintang paling terang di rasi Virgo. Ia adalah sebuah sistem bintang ganda beranggotakan dua bintang yang saling mengorbit dalam periode sekitar 4 hari. Bintang dengan magnitudo sebesar 1 ini terletak sejauh 260 tahun cahaya dari Bumi. Namanya berasal dari bahasa latin yang artinya “pucuk gandum”.

SUAR – Letupan kecerlangan dari permukaan matahari, lazimnya berhubungan dengan bintik matahari. Suar melepaskan radiasi energi tinggi ke antariksa. Ini dapat menyebabkan gangguan penghentian radio dan pertunjukan atmosfera atas yang dikenal sebagai Aurora.

SUPERNOVA – Ledakan cemerlang sebuah bintang besar pada akhir kehidupannya. Dalam sebuah supernova, bintang itu dapat menyala sampai sebanyak beberapa juta kali kecerlangannya yang normal.

T

TAHUN CAHAYA – Satuan dasar ukuran jarak asronomi. Ia merupakan jarak yang ditempuh sebuah pancaran cahaya dalam satu tahun. Satu tahun cahaya setara dengan 9.460 milyar km. Satu parsek adalah sekitar 3,26 tahun cahaya.

TAURUS – Banteng/lembu jantan. Sebuah rasi besar zodiak dalam langit belahan utara. Matahari melewati rasi ini dari pertengahan Mei hingga akhir Juni. Bintang paling terang dalam Taurus ialah Aldebaran. Rasi ini mengandung kelompok bintang Hyades dan Pleiades, demikian pula Nebula Kepiting.

U

URSA MAIOR – Beruang Besar. Sebuah rasi menonjol langit Belahan Utara. Ketujuh bintangnya yang paling terang bersusun berbentuk gayung, sering disebut sebagai bajak. Dua bintang gayung menunjuk ke Polaris. Bintang kedua di gagangnya dinamakan Mizar, mempunyai pasangan samar dinamai Alkor, tampak dalam pengelihatan tajam atau melalui teropong.

URSA MINOR – Beruang kecil. Sebuah rasi di Kutub Utara langit. Bintangnya yang paling terang adalah Polaris.

V

VARIABEL CEPHEID – Jenis bintang yang keluaran cahayanya berubah secara berkala seraya bergantian ukurannya mengembang dan menyusut. Nama itu diambil dari Delta Cepheid, bintang pertama dari jenis itu yang ditemukan.

VEGA – Bintang paling terang di rasi Lyra, sebuah rasi kecil namun penting yang terletak di antara rasi Hercules dan Cygnus. Bintang dengan magnitudo 0.04 yang terletak sejauh 26 tahun cahaya ini merupakan bintang paling cemerlang nomor lima di langit malam. Karena pengaruh perubahan pada sumbu rotasi bumi, maka Vega diperkirakan akan menjadi bintang kutub dalam jangka waktu 12.000 tahun mendatang.

VIRGO – Perawan. Rasi zodiak yang terletak di daerah khatulistiwa langit. Matahari melewatinya dari pertengahan september hingga awal Nopember. Bintangnya yang paling terang adalah Spica.

Z

ZENITH – Sebuah titik di langit yang terletak tepat diatas kepala, atau lebih tepatnya, titik yang terletak pada deklinasi +90° pada bola langit. Zenith adalah kutub dari sistem koordinat horisontal, dan secara geometris merupakan perpotongan antara bola langit dengan garis lurus yang ditarik dari pusat Bumi melalui lokasi setempat. Secara definisi, zenith adalah sembarang titik di sepanjang Meridian setempat.

ZODIAK – Pita 12 rasi yang depannya dilewati Matahari sepanjang tahun. Tanda-tanda yang dipakai para ahli astrologi tidak sesuai dengan rasi-rasi yang namanya sama.

Senin, 19 April 2010

imkanurrukyah

Pada tanggal 29 sya’ban, 29 Ramadhan dan 29 syawal pasti di Indonesia ini ramai dengan Kyai-kyai yang ahli dalam ilmu falak, ilmuan, tehnisi, dan masarakat yang ikut menunggu datangnya hilal. Pada saat itu, acara mulai setelah ashar, karena harus menyiapkan dan mensetting peralatan yang digunakan untuk menengok hilal. Dengan peralatan itulah mereka mau menunggu hilal supaya terlihat.
Kalau keadaan langit cerah, maka mereka semakin optimis dan semangat dalam persiapan itu. Tapi kalau sebaliknya, maka mereka sedikit pesimis kalau mereka bias bertemu dengan hilal. Karena susahnya melihat hilal diawal bulan, maka mereka ingin sekali melihat itu. Padahal tidak setiap orang bias melihat hilal. Karena ada orang / kyai yang melihat ikut menengok hilal tapi masih belum ketemu, sehingga sangat berharap sekali jika dalam pelaksanaan rukyah itu mereka dapat melihat. Apalagi jika ketinggian hilal sangat mendukung dan bias dimungkinkan hilal dapat dilihat.
Menurut criteria MABIMS, hilal dapat dilihat jika ;
1. Minimal ketinggian hilal > 2
2. Sudut elongasinya 3
3. Umur bulan setelah matahari terbenam 8
Sedangkan menurut kriteri yang dihasilkan di Istambul tahun 1978. Bahwa Visibilitas crescent itu jika:
1. Ketinggian hilal > 5
2. Sudut elongasinya 8
3. Umur bulan setelah matahari terbenam 8
Dari sini terdapat perbadaaan antara kriteria MABIMS dan hasil kerja di istambul. Hal ini dimungkinkan karena mathla dan letak geografisnya berbeda, sehingga menghasilkan kriterian yang berbeda pula.
Kalau cuaca cerah, maka perukyah seneng karena optimis mau bertemu dengan benda langit yang lebih diakrab dipanggil hilal / crescent. Tapi kalau cuaca mendung, maka suramlah wajah perukyah, karena tidak bisa bertemu dengan hilal.
Sejauh manakah seseorang bisa optimis bisa melihat hilal walaupun dengan teropong yang aktual, canggih, tapi dengan adanya wana yang tebal / gumm, maka besar kemungkinan hilal tidak bisa dilihat.
Sebuah benda langit yang merupakan sumber kehidupan manusia dibumi ini, yang memiliki cahaya sendiri, ketika cuaca mendung masih tertutup awan, apalagi sebuah hilal yang merupakan benda langit yang tidak memiliki cahaya sendiri, yang hanya memantulkan dari matahari, dan yang dipantulkannya itu hanya sedikit lagi. Sehingga sangat sedikit sekali harapan untuk bertemu hilal jika keadaan cuaca mendung. Wong matahari ae sing ndwe cahaya dewe ora iso keto, opo mneh hilal sing ora ono cahaya.........
Tapi kita tidak bolah seperti itu. Kita niatkan ikhlas saja, sehingga kita bisa mendapatkan reward dari allah swt. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhiyyah yang pertama, yaitu “ Al-umuuru Bi Maqoosidiha “ yang dasar pengambilannya dari hadits “ Innamal A’malu Binniyat”. Dengan demikian, kalau kita tidak bisa bertemu dengan hilal tapi kita bisa dapet pahala. Amin...
Bagaimana dengan kedudukan hisab?
Hisab merupakan ilmu perhitungan yang memperhitungkan posisi sebuah benda dilangit. Sengan adanya hitungan itu, maka kita bisa tahu posisinya dimana dan kita pun akan paham kapan kita harus melaksanakan rukyah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada jaman ini kemajuan akan ilmu pengetahuan, khususnya astronomi sudah sangat pesat. Dimulai dengan ditemukannya alat melihat dari jauh / teropong, maka seorang observer / astronomer bisa meneliti keadaan univers ini dengan lebih baik. Selain itu, kemajuan dalam bidang pengetahuan. Sehingga temuan itu tidak sukar untuk dikalkulasikan dan diformulasikan, sehingga hasilnya itu tercover dan bisa dimanfaatkan oleh semua orang.
Pada zaman ini, apabila kita mau tahu tentang posisi benda langit tidak repot lagi. Mau pake yang manual, dengan menghitung dengan data-data yang sudah ada kemudian diolah, sehingga menghasilkan data benda langit yang kita perlukan.
Apalagi sudah lama ditemukan ilmu ukur Spherical Trigonometry. Dengan ilmu ini, kita bisa menentukan kapan posisi matahari dilangit, sebelah selatan pa utara, ketinggiannya pun juga bisa diperhitungkan. Dengan demikian kita juga bisa menentukan ketinggian hilal kapan pun dan dimanapun, dengan data geografis yang berbeda.
Dengan demikian, ilmu hisab membantu dalam pelaksanaan rukyah. Kapan kita harus rukyah itu ditentukan dengan hasil hisab yang dilakukan. Baik yang sistem kontemporer maupun hisab yang masih menggunakan kitab-kitab peninggalan jaman dulu yang harus kita jaga dan pelajari, sehingga warisan ilmu itu masih tetap utuh dan terjaga ilmunya. Kalau bukan kita yang mempelajarinya, siapa lagi ayooooo.....
The last... ilmu hisab sangat membantu dalam bidang ilmu falak ini. Jangan kau anggap remeh ilmu hisab, karena membantu peribadahan orang muslim sedunia loh..
Luck always... amin.

Selasa, 13 April 2010

Beberapa Metode Penetapan Awal & Akhir Ramadhan dan Syawal

beberapa metode yang berkembang di Indonesia dalam penentuan awal bulan hijriyah:

Menurut Tarekat Naqsabandiyah:

Metode yang dilakukan Tarekat ini didasarkan pada perhitungan yang telah ditetapkan guru-guru dalam Tarekat. Biasanya penetapan awal Ramadhan diputuskan berdasarkan perhitungan dari sebuah almanak yang disalin dari kitab milik guru tarekat Naqshabandi Syekh H. Abdul Munir.
Salinan itu ditulis dengan huruf arab melayu (pegon) sebagai almanak untuk mencari awal bulan Arab termasuk bulan Ramadhan. Disebutkan bahwa almanak ini disebutnya sebagai bilangan taqwim. Beberapa huruf pada nama hari digabungkan sedemikan rupa sehingga membentuk bulan, begitu pula nama huruf pada bulan maka himpunannya menadi tahun. Begitulah seterusnya penghisaban bilangan angka itu sampai hari kiamat.

Menurut Hisab / Perhitungan:
Menurut para ahli hisab, visibilitas (kenampakan) Hilal pada hari terjadinya Ijtimak berdasarkan pada peta visibilitas. Peta ini mengacu pada Kriteria Odeh yang mengadopsi Limit Danjon sebesar 7 derajat yaitu jarak minimal elongasi Bulan dan Matahari agar hilal dapat diamati baik menggunakan alat optik maupun mata telanjang. Kriteria tersebut dikemas dalam sebuah software Accurate Times yang menjadi acuan pembuatan peta visibilitas ini.

Menurut Kriteria Rukyat Hilal ( Limit Danjon ):
Andre Danjon, seorang astronom Perancis pada 1930-an menyimpulkan bahwa Hilal tidak akan dapat diamati jika jarak minimum elongasi Bulan dan Matahari kurang dari 7 derajat

Menurut Kriteria Imkanur Rukyat
Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanurrukyah yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut yang menyatakan :
Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
1. Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari 2 derajat
2. Jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3 derajat. Atau
3. Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam selepas ijtimak berlaku.

Menurut Kriteria Wujudul Hilal
Kriteria Wujudul Hilal dalam penentuan awal bulan Hijriyah menyatakan bahwa : “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.

Menurut Kriteria Kalender Hijriyah Global
Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona Timur meliputi 180 BT ~ 20 BB sedangkan Zona Barat meliputi 20 BB ~ Benua Amerika. Adapun kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).

Menurut Kriteria Saudi
Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan dan modernisasi ilmu falak yang dimiliki oleh para perukyat di Arab Saudi sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “hilal” baik berupa kasus “SALAH YANG DILIHAT” maupun “BOHONG YANG DILIHAT”. Klaim terhadap kenampakan hilal oleh seeorang atau kelompok perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi. Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap laporan rukyat yang “kontroversi” karena kasus tersebut.

Kalender resmi Saudi yang dinamakan “Ummul Qura” yang telah berkali-kali mengganti kriterianya hanya diperuntukkan sebagai kalender untuk kepentingan non ibadah. Sementara untuk keperluan ibadah Saudi tetap menggunakan rukyat hilal bil fi’li dan bil syar’i sebagai dasar penetapannya. Namun penetapan ini sering hanya berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang saksi tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap kebenaran laporan tersebut apalagi melakukan uji kompetensi terhadap saksi. Perhitungan astronomis (hisab) yang telah terbukti akurasinya tidak dimanfaatkan sebagai kontrol terhadap kebenaran laporan saksi.

Kalender Ummul Qura’ :
Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non ibadah. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru.

Kriteria Rukyatul Hilal Saudi :
Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kaidahnya sederhana “Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap kebenaran laporan tersebut”.

Kriteria Awal Bulan Negara Lain
Seperti kita ketahui secara resmi Indonesia bersama Malaysia, Brunei dan Singapura lewat pertemuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) telah menyepakati sebuah kriteria bagi penetapan awal bulan Komariyahnya yang dikenal dengan “Kriteria Imkanurrukyat MABIMS” yaitu umur bulan 8 jam, tinggi bulan 2 derajat dan elongasi > 3.
Menurut catatan Moonsighting Committee Worldwide ternyata penetapan awal bulan ini berbeda-beda di tiap-tiap negara. Ada yang masih teguh mempertahankan rukyat bil fi’li ada pula yang mulai beralih menggunakan hisab atau kalkulasi. Berikut ini beberapa gambaran penetapan awal bulan Komariyah yang resmi digunakan di beberapa negara :
1. Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian Perukyat/Qadi serta pengkajian ulang terhadap hasil rukyat. Antara lain masih diakukan oleh negara : Banglades, India, Pakistan, Oman, Maroko dan Trinidad.
2. Hisab dengan kriteria bulan terbenam setelah Matahari dengan? diawali ijtimak terlebih dahulu (moonset after sunset). Kriteria ini digunakan oleh? Saudi Arabia pada kalender Ummul Qura namun khusus untuk Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah menggunakan pedoman rukyat.
3. Mengikuti Saudi Arabia misalnya negara : Qatar, Kuwait, Emirat Arab, Bahrain, Yaman dan Turki, Iraq, Yordania,Palestina, Libanon dan Sudan.
4. Hisab bulan terbenam minimal 5 menit setelah matahari terbenam dan terjadi setelah ijtimak? digunakan oleh Mesir.
5. Menunggu berita dari negeri tetangga –> diadopsi oleh Selandia Baru? mengikuti? Australia dan Suriname mengikuti negara Guyana.
6. Mengikuti negara Muslim yang pertama kali berhasil rukyat? –> Kepulauan Karibia
7. Hisab dengan kriteria umur bulan, ketinggian bulan atau selisih waktu terbenamnya bulan dan matahari –> diadopsi oleh Algeria, Tuki dan Tunisia.
8. Ijtimak Qablal Fajr atau terjadinya ijtimak sebelum fajar? diadopsi oleh negara Libya.
9. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di Makkah dan bulan terbenam sesudah matahari terbenam di Makkah –> diadopsi oleh komunitas muslim di Amerika Utara dan Eropa
10. Nigeria dan beberapa negara lain tidak tetap menggunakan satu kriteria dan berganti dari tahun ke tahun
11. Menggunakan Rukyat : Namibia, Angola, Zimbabwe, Zambia, Mozambique, Botswana, Swaziland dan? Lesotho.
12. Jamaah Ahmadiyah, Bohra, Ismailiyah serta beberapa jamaah lainnya masih menggunakan hisab urfi.

thats all.

Sabtu, 30 Januari 2010

Mencari data Nautikal Almanak di Internet

Sudah lama sekali orang-orang yang biasanya diberi data almanac nautika sudah tidak mendapatkan. Sehingga mereka yang biasa menghitung awal bulan dengan menggunakan system almanac nautika agak sedikit kesusahan mendapatkan data-datanya. Kecuali kita mau beli, maka akan mudah mendapatkannya.
Tapi ada solusi untuk mendapatkan data almanak nautika itu, yaitu tinggal dibuka di alamat http://www.tecepe.com.br/. Didalam web ini sudah disediakan data-data yang akan membantu dalam perhitungan awal bulan hijriyah. Hanya saja datanya kurang satu, yaitu data equation of timenya tidak ada. Jadi pakai yang lain aja EOTnya kan masih bias.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui, karena data-datanya itu tidak langsung tampil dilayar web, tapi ada langkah-langkah yang harus dijalankan, yaitu:

1.       Buka alamat http://www.tecepe.com.br/
2.       Buka tulisan navegadoor yang ada ditengah.

3.       Kemudian buka tulisan almanac

4.       Tuliskan tanggal, bulan dan tahun yang akan kita ambil datanya

5.       Maka data yang akan timbul seperti ini
 

demikianlah cara-cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan data almanak secara gratis di Internet. selamat mencoba dan semoga berhasil.
terima kasih.